Industri

Biodiesel Jadi Primadona Hadang Kampanye Negatif Eropa 

JAKARTA-Ditengah kendala-kendala yang dihadapi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang membuat harganya tergelincir, saat ini muncul optimisme dari biodiesel dan menjadikan turunan CPO ini menjadi primadona untuk membuat harga CPO kembali rebound. 

Editor surat kabar Oil World tersebut mengatakan bahwa produksi biodiesel di seluruh dunia diperkirakan mencapai 18,3 juta ton pada tahun 2019, dan akan menyerap pasokan minyak sawit di pasar global.

Optimisme juga datang dari analis industri sawit Thomas Mielke yang berbicara dalam seminar outlook di Kuala Lumpur hari ini. Menurut Mielke, harga minyak sawit dinilai terlalu rendah pada akhir Februari, dan memprediksi masih akan terus naik.

Sebagai akibat dari program pemerintah, produksi biodisel Indonesia akan sebesar 7,5 juta ton, sedangkan Malaysia sebesar 1,5 juta ton. Hal ini memang tidak terlepas dari program B20 dari pemerintah Indonesia yang bisa mengerek konsumsi minyak sawit

Sebagai informasi, program B20 membuat 20% campuran biodisel terdiri dari FAmE yang diolah dari minyak sawit.

Berbeda dengan pendapat Chaturvedi sebelumnya, kepala eksekutif Emami Agrotech, Sudhakar Desai memprediksi India akan meningkatkan impor minyak sawit menjadi 15,76 juta ton sepanjang periode September 2018-Oktober 2019. Sebagai informasi, pada periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah impor dari india mencapai 15 juta ton.

Selain itu harga minyak kedelai di pasar Chicago yang naik pada hari ini juga memberi energi positif bagi CPO. Pasalnya, minyak kedelai merupakan produk substitusi dari minyak sawit yang saling berkompetisi di pasar minyak nabati dunia.

Meki demikian, tampaknya sentimen negatif masih memimpin pergerakan harga CPO hari ini. Akibatnya, harga CPO amblas lebih dari 1% hari ini.(rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar